WACANA BHAGAWAN
LATIHAN SEPIRITUAL MEMURNIKAN HATI
Pelajaran spiritual apa
pun yang kaudengar
dan kaubaca harus kau- camkan di dalam hati. Suatu kali seorang
guru memanggil murid-muridnya dan berkata kepada
mereka, “Anak-anakku terkasih! Aku akan memberi kalian kue manis. Jagalah agar kue itu
tidak dicemarkan oleh
semut, lalat, nyamuk, kucing, atau
tikus.” Sebagian besar
muridnya berusaha menyimpan kue itu dengan berbagai
cara. Akan
tetapi, hanya satu siswa yang memakannya, mencernanya, dan mendapatkan
ke- kuatan dari kue itu. Apa
makna yang terkandung dalam kisah
ini? Tidak cukuplah
bila engkau menyimpan ajaran-ajaran
suci dalam berbagai buku;
engkau harus meresapkan
ajaran-ajaran yang semanis madu itu dalam hatimu, mencernanya, dan mengalaminya. Hanya dengan
demikianlah engkau dapat memperoleh kekuatan (pushti)
dan kebahagiaan (santushti).
Semua ajaran suci yang kaudengar, kaubaca, dan kaupahami, harus kau- resapkan di dalam hati. Apa pun yang telah kauresapkan
di dalam hati harus kauterapkan
dalam hidupmu. Hanya dengan demikianlah engkau akan mem- peroleh pemenuhan.
Sekadar makan tidak cukup;
engkau
harus mencerna
apa yang kaumakan. Demikian pula,
sekadar mendengarkan dan membaca tidak cukup; engkau
harus
mengamal- kan dan mengalaminya
dalam kehidup- anmu sehari-hari.
Para gōpīkā
(wanita penjual yoghurt dan
mentega di
Brindāvan pada masa kanak-kanak Sri Krishna) berdoa
kepada Krishna dengan tiada putusnya,
“Oh Krishna, mainkan suling-Mu
yang indah
dan
tebarkan benih
kasih di gurun pasir hati yang
tanpa kasih. Biarlah
hujan kasih tercurah ke bumi dan mengalirkan
sungai-sungai kasih.
(Puisi bahasa Telugu).
Karena tiadanya
kasih, hati manusia sudah menjadi gersang bagaikan gurun pasir.
Air hujan terserap di pasir, tetapi
menjadi manis bila jatuh di tanah liat. Namun, jika jatuh dalam seekor
kerang, tetesan air itu menjadi
mutiara dan
berkilau cemerlang. Demikian pula bakti bersinar
dalam diri seseorang, tergantung pada kelayakannya.
(Puisi bahasa Telugu).
Entah di jalan kehidupan
duniawi,
ilmiah, atau spiritual, engkau hanya akan mendapatkan hasil yang diinginkan bila hatimu murni. Semua latihan spiritual
dimaksudkan untuk
memurnikan hati. Setiap orang harus berusaha menyadari dan mencapai
prinsip kasih yang suci ini.
Kasih tidak mengandung arti alam (prakriti),
kasih ini melampaui alam. Kasih tidak terkandung dalam alam. Alamlah yang terkandung
dalam kasih. Demikian pula,
bukan kasihlah yang
terkandung dalam alam semesta. Alam semestalah
yang terkandung di dalam
kasih.
Jika Kupegang saputangan ini dalam tangan-Ku, apa
artinya? Artinya tangan- Ku lebih besar daripada saputangan. Tetapi, bila engkau berkata bahwa kasih terkandung dalam alam semesta
ini, itu berarti
alam semesta lebih besar daripada kasih. Namun, pada
kenyataannya tidak
begitu. Kenyataannya, kasih lebih besar daripada alam semesta.
Kasih tidak tunduk
kepada dunia yang kasat
mata ini;
dunia ini berada di
bawah kekuasaan
dan
kendali
kasih. Penciptaan, pemeliharaan, dan
penghancuran, waktu, sebab, dan akibat, semuanya berada di dalam
kasih. Selain kasih, segala hal lainnya di dunia ini
bersifat jasmani dan cepat berlalu. Berapa lama badan ini akan bertahan
hidup? Hanya sementara.
Cinta yang berhubungan
dengan badan yang fana ini juga bersifat sementara dan tidak langgeng. Yang benar dan abadi hanya prinsip atma, Brahma, atau Hridaya. Merupakan tugas utama
manusialah
untuk menyadari dan mengenali
prinsip kasih yang benar dan abadi ini.
SARVE SUKHINO BHAVANTU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar