Selasa, 24 September 2019

Pencerahan dari Guru Dunia (Bhagawan SSSB)


Pencerahan Dari Bhagawan Satya Sai





Buku ini berisi kumpulan pengalaman spiritual Karunamba Ramamurthy, seorang bakta dari India. Dia mendokumentasikan pengalamannya saat bertemu dengan Bhagawan Sri Sathya Sai Baba sejak tahun 1944. Swami (Bhagawan) banyak memberikan wejangan, menjawab pertanyaan para bakta yang berkumpul di Puttaparthi saat itu, dan menerangkan semua kebimbangan yang berkaitan dengan masalah spiritual dan kehidupan sehari-hari. Buku ini diterbitkan pada tahun 2001 oleh Sri Sathya Sai Publications Society India, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Y. Burhan. Berikut petikannya:
Bakta : Makanan yang bagaimana yang dimaksud dengan makanan yang Satvika?

Swami : Makanan Satvika yang artinya bersih dari tiga hal yaitu :
Ø  Patra suddhi yang berarti : panci atau tempat yang dipakai untuk masak harus bersih.
Ø  Paka suddhi :  orang  yang  memasak harus bersih badan dan pikirann ya.
Ø  Padartha suddhi : bahan  yang dima- sak, harus diperoleh dengan jalan dharma (halal).

Bakta : Swami, ada orang yang menjelek- jelekkan-Mu, dan Swami tidak menjawab dan tidak memberi pelajaran pada mereka. Apakah itu berarti bahwa mereka diampuni?

Swami :  Mereka akan  dihukum,  tetapi tidak  oleh  Aku, mereka  akan  dihukum oleh  diri  mereka  sendiri.  Bila mereka pernah  berbuat jasa di kehidupan lampau   merek akan  dilindungi   oleh jasa-jasa mereka, meskipun mereka berbuat dosa  di  kehidupan   ini. Tetapi bila jasa mereka itu sudah habis terpakai, mereka akan jatuh dalam kegelapan.

Bakta   Swami,  bagi  kami  melakukan
vrata   atau   sadhana   menurut   aturan-aturan kuno  yang sudah ditetapkan  itu susah  sekali. Apa  jadinya  nanti  orang- orang seperti kami?

Swami : Di zaman Kali (Kaliyuga) manusia hidup  dengan makanan  dan karena itu lemah.  Untuk  itu  Tuhan menunjukkan jalan yang lebih mudah  yaitu : smarana dan   manana   Tuhan.   Sebelum   tidur pada  malam  hari berdoalah dengan sepenuh hati,   Tuhan, aku  tidak  tahu apakah  perbuatanku dari tadi pagi sampai sekarang baik atau buruk semua kupersembahkan     kepada-Mu.     Aku tidak  tahu   apakah   aku  masih   hidup besok  pagi, lindungilah  aku, pranamku pada-Mu. Lalu tidurlah.  Besok sesudah bangun tidur berdoalah, Tuhan, karena perlindungan-Mu aku masih hidup, aku tidak tahu apa saja yang akan kukerjakan sampai nanti malam, mohon berkati aku, berilah kebijaksanaan supaya jangan berbuat dosa. Pranamku kepada-Mu.Berdoalah   dengan  bakti   yang   tulus setiap hari, begitu sudah cukup.

Bakta : Swami, apakah benar anak-anak yang sudah meninggal akan lahir lagi?

Swami : Ya, anak yang bagaimana? Orang tua anak yang mati itu harus sehat  dan tidak  menderita  suatu  penyakit.  Anak itu pun harus lahir dalam keadaan  sehat dan tidak menderita penyakit keturunan. Anak yang mati di bawah usia lima belas tahun,  tidak akan mengalami  kelahiran kembali, karena pikiran dan hati mereka belum dikotori nafsu, kemarahan  dan sebagainya.

Bakta Swami, mengapa  kita memuja patung?

Swami : Untuk menolong pikiran berkonsentrasi pada  satu  hal. Saguna- pasana lebih mudah  bagi  orang-orang biasa. Dengan  bantuan bentuk patung’ akan dapat  menolong pikiran supaya tidak  tersesat  ke mana-mana tanpa tujuan.  Waktu memuja  patung itu engkau    melihat    istadewata   svarupa- mu dalam patung itu. Itu menolong menghidupkan bhava ke dalam dirimu. Bhavanamu yang mengubah benda mati menjadi Tuhan. Apakah pada  waktu itu engkau memikirkan tanah lihat bahan dasar dari patung itu? Tidak. Pikiranmu tertuju   pada   Dewa  atau   Dewi  yang engkau puja, bukan tanah liat.

Bakta : Swami, waktu saya bersedih hati, saya mau bunuh diri saja.

Swami : Itu tidak boleh. Bagaimanapun sulitnya kehidupan ini engkau harus bisa mengatasinya. Jangan  menyerah  kalah. Setiap manusia mempunyai hidup dan telah ditentukan waktunya. Seperti di rumah sewaan, sebelum engkau pergi mengosongkan rumah itu engkau harus menemukan rumah lain. Sama saja sebelum  pergi  meninggalkan badan, Tuhan menyediakan  badan  lain dengan jangka waktu yang sudah ditentukan menurut  hutang  piutang  karmamu. Bila kematian disebabkan  oleh kesengajaan, engkau   melepaskan  kesempatan  untuk menyelesaikan karmamu dan pada akhirnya mendapatkan  tempat yang ditentukan.  Tidak ada tempat kosong   dalam   ciptaan   Tuhan.  Tuhan telah  mengisinya  dengan roh-roh  dan makhluk-makhluk yang tidak terlihat.

Bakta :  Swami, apakah  mungkin  men- capai keselamatan dengan namasmarana, hanya dalam satu kehidupan?

Swami : Ketulusan dalam sadhana lebih penting daripada jumlah kehidupan. Semakin tulus dan dalam baktimu, semakin baik hasilnya. Jangan berdoa minta  dimaafkan.  Sebaiknya berdoalah Tuhan, biarkanlah aku menderita untuk menebus  kesalahan-kesalahanku dan cepat-cepatlah menerimaku.

Bakta : Swami, apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus dihindari untuk mencapai kesadaran Ilahi?

Swami  :  Bila engkau   kuat  dan  sehat dan   juga  kaya,  tolonglah   orang   lain. Bila engkau lemah dan miskin dan tidak sanggup   menolong,   jangan    celakai atau   menyakiti  orang   lain.  Bila tidak ada kesanggupan menolong diamlah. Tidak   mengharap  orang   lain  celaka, itu sudah  suatu pertolongan. Jangan mencari kesalahan orang lain, karena engkau     sendiri    ada    kecendrungan untuk  membuat kesalahan  yang  sama. Cobalah memperbaiki diri. Jiwatma menyatu  dengan Paramatma, pada malam  hari  sebanding dengan waktu, pikiran dan hatimu terpusat pada Tuhan dalam meditasi pada siang hari. Bila penyatuan ini dilanjutkan  pikiran  dan hati semakin tenang dalam jangka waktu yang semakin panjang, dalam japa dan dhyana.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DOA MEMUJA DEWI SARASWATI

DOA MEMUJA DEWI SARASWATI  Gayatri Saraswati :                          Om Wag Dewae ya widmahe, kama prada ya dhimahi,       ...